Sabtu, 06 Februari 2010


Pramuka yang Berbeda

Kegiatan Pramuka di SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh kali ini sepertinya tak biasa, pasalnya para andik (anak didik) Pramuka di mulai kemarin (5 Februari 2010) memulai kagiatan yang kami sebut dengan PPL (Praktek Pengajaran Lapangan). Mungkin istilah PPL asing di telinga kita, untuk istilah lain yang sepadan dengan PPL adalah Turba (Turun Bawah), istilah yang intinya, siswa kelas X SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh mengajar materi Kepramukaan di SD atau SMP. “Memang kami menggunakan istilah sendiri, yaitu PPL”, lugas Akhmad Nur Rokhman, Pradana SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh masa bakti 2009-2010.

Kegiatan yang diadakan oleh DA (Dewan Ambalan) SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh ini akan berlangsung selama 3 bulam dengan minimal 10 kali pertemuan dimulai bulan Februari sampai dengan bulan April, atau dengan kata lain pada bulan Mei meraka sudah tidak mengajar PPL lagi. Dalam pelaksanaannya, peserta PPL boleh memilih tempat PPL yang mereka sukai dan dekat dengan rumah atau tempat tinggal mereka. Tapi, mereka hanya boleh memilih tempat PPL hanya se-Binwil Sumpiuh yaitu di Kecamatan Tambak, Sumpiuh dan Kemranjen. Di luar kecamatan itu, peserta harus melewati beberapa tes tambahan yang diadakan oleh sekolah.

Kegiatan ini merupakan salah satu solusi untuk pengisian SKU (Syarat Kecakapan Umum) tingkat Penegak Laksana yaitu salah satu pasalnya berbunyi “Membantu Pembina Siaga atau Pembina Penggalang dalam membina para Pramuka di Perindukan Siaga dan Pasukan Penggalang.” Jadi peserta PPL adalah mereka yang sudah dilantik menjadi Penegak Bantara sebelumnya.

Salah satu tampat yang sekarang ditempati oleh siswa PPL adalah MTs Ma’arif NU 2 Kemranjen. MTs yang terletak di Desa Sibrama ini hanya memiliki 3 ruang kelas untuk kelas VII dan 3 Ruang Kelas untuk kelas VIII. Walaupun sekolah tersebut sedikit jauh dari jalan raya, tapi semangat mereka untuk menjalani PPL lumayan tinggi, ini terbukti dengan jumlah anggota di kelompok mereka hanya terdiri dari 2 orang. Memang kelompok yang beranggotakan Alfian dan Achmad Fauzan Zain ini harus mengajar kelas VII dan VIII di MTs tersebut. Menurut meraka, hal ini bisa menjadi tantangan bila harus mengajar dengan pembagian satu kelas satu orang. Dan mereka juga mendapat ucapan terima kasih dari Al Ikhrom, salah satu Pembina Pramuka di sekolah tersebut. “Kami mengucapakan banyak terima kasih, berhak adik yang PPL disini kami merasa terbantu untuk mendidik andik-andik kelas VII dan VIII”,ujar Al Ikhrom, Pembina Pramuka yang memiliki Counter HP tersebut.

Berbeda lagi dengan kisah di MTs Ma’arif NU 2 Sumpiuh. MTs yang terletak di Desa Ketanda itu sangat jauh dari jalan raya dan harus naik bukit untuk samapi disana, Butuh satu setengah jam jalan kaki untuk samapi di sekolah tersebut. Hal yang unik dari MTs Ma’arif NU 2 Sumpiuh ini adalah Pembina Pramukanya, Ali Machsun, S. Ag., adalah pembina Pramuka MTs Ma’arif NU 2 Sumpiuh dan sekaligus Pembina Pramuka SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh. Oleh karena itu, walaupun jauh peminat peserta PPL yang mengajar disana cukup banyak, lebih dari 15 siswa yang telah terdaftar PPL di MTs Ma’arif NU 2 Sumpiuh. Salah satu yang PPL di sana adalah Dudi Dermawan, ia mengatakan bahwa PPL disana cukup mengasikan, karena kita bisa melihat pemandangan dari atas bukit bahkan laut selatan pun kelihatan, tapi untuk mencapai MTs ini diperlukan tenaga ekstra untuk memanjat jalan yang berliku-liku dan juga tanjakan-tanjakan tajam.

Lain lagi dengan SD SN 2 Kebokura. SD yang terletak di Desa Kebokura Kecamatan Sumpiuh ini sudah berstandard nasional dan akan menjadi satu-satunya SD di Sumpiuh untuk kategori SD Rintisan Berstandard international. Untuk dapat PPL di SD ini, peserta harus melewati beberapa ujian atau tes yang diadakan oleh SD tersebut, supaya siswa yang PPL di tempat itu hanya yang berkualitas saja. Buah manis bagi yang PPL di SD ini adalah mereka kebanyakan diberi uang saku oleh Pembina Pramuka untuk sekedar pengganti lelah dan transportasi.


0 komentar:

Posting Komentar