Minggu, 18 Maret 2012

Kisah Penari Telanjang Nan Imut Banget

.
Setelah itu aku putar tubuh Yuli, posisinya sekarang dia membelakangiku, kuselipkan konti yang sudah tegang itu ke belahan pantatnya, bibirku menjelajahi inci demi inci belakang telinganya terus turun ke leher, dan tanganku memilin pentilnya. Yuli cuma bisa mendesah, dia berusaha menoleh ke aarahku, mau menciumku, tapi sengaja tak kuberikan. Dia cuma bisa mendesah keenakan, “oughhhhh shhhhhhhhhtt”
Bibirku terus menjelajah, sampai ke punggung, kucium dan jilat itu punggung. Tanganku yang satu meremas-remas toketnya, sedang yang satunya lagi berpindah ke selangkangannya. Jariku mengelus-elus lembut mekinya yang sudah mulai basah. Kugesek-gesek memeknya pelan-pelan, aku tidak ingin memasukkan jariku ke mekinya, karena biasanya perempuan ga suka jari tangan masuk ke mekinya. Terus aku mainin clitnya dengan jari-jariku.
Mendapat perlakuan seperti itu, Yuli cuma bisa mendesah dan menggerak-gerakkan pinggulnya, yang otomatis membuat konti anak kegesek-gesek bongkahan pantatnya yang sudah basah oleh keringat. Desahan Yuli semakin keras, “uuuuughhhhh sayyyyy terusiiiiiinnnnn shhhhhhhttttt.”
Dan gerakannya betul-betul erotis, seperti penari sedang menari di atas panggung. Dan aku ikutin gerakannya itu. Dan rupanya Yuli sadar kalau aku ingin dia menari telanjang sambil tubuh kita tetap menyatu rapat. Tubuhnya semakin ia rapatkan ke tubuhku, dan dia mulai melakukan gerakan tari, tarian erotis yang semakin mengundang birahi. Semakin cepat gerak tariannya, semakin cepat pula jari-jariku menggesek meki dan memijat-mijat clitnya. Yuli semakin liar menari, dan desahannya semakin sering terdengar, “ughhhhhsssshhhh, oughhhhhh puasin aku say…iyyyyaaaa terussssssshhhh” racaunya.
Sepuluh menit kita menari birahi, dan bibirku tetap menciumi punggung atau lehernya, kontiku merasakan nikmat berada di bongkahan pantatnya yang basah, tanganku yang satu berpindah-pindah dari satu toket ke toket yang lain, dan tangan yang satu membelai mekinya. Sedang tangan Yuli dilingkarkan ke belakang, di punggungku.
Gerakan Yuli tambah liar, sampai konti ane sering lepas dari bongkahan pantatnya. Dari mulutnya terus meracau dan mendesis… shhhhhhhhsss akhhhhhhhhh. Ouuuugggghhhhh…… yaaaaaaassssshhhhhh….. Dan tiba-tiba aja dia mengangkat pahanya tinggi-tinggi kakinya ditekuk dan telapak kakinya tepat di dengkulku. Tubuhnya condong ke depan, badannya mengejang….
“Sayyyyy aku ga tahaaaaannnn, aku moooooo keluarrrrrrrrrrr, akhhhhhssssshhhhhh terussssss” belum selesai dia bicara tubuhnya tiba-tiba mengejang, dan tanganku merasakan leleran cairan kenikmatan dari vaginanya…….. “ougggggghh Goddddd enakkkk bangetsssss” rupanya dia sudah 0 pertama.
Abis itu dia lemas, dengan tetap membelakangiku, kupeluk tubuhnya, kedua tanganku memegang toketnya. “Kamu pintar banget muasin perempuan sayang……” katanya. Setelah itu aku dudukkan dia di sofa kembali. Kepalanya disandarkan ke bahu ane. “Kamu hebat, aku nggak pernah merasakan bercinta dengan lembut dan berirama seperti ini,” pujinya.
Kami bicara-bicara sebentar, tanganku yang satu tetap memegang toketnya, sedang yang lain membelai pahanya yang putih mulus. Tangan Yuli membelai lembut kontiku…. “Kontol kamu gede banget sayang, memekku belom pernah dimasukin kontol segede punya mu…” katanya.
“Mau coba dimasukin?” tanyaku… Yuli ga menjawab, cuma kocokan tangannya di kontiku semakin cepat.
Terus dia bangun dan mendekatkan wajahnya ke wajahku, bibirnya mencium lembut bibirku, terus turun ke bawah, menjilati pentilku yang kecil. Mendapat serangan mendadak gitu aku cuma bisa merem-melek keenakan. Bibir Yuli terus menyusur ke bawah, ke perut, dan terus sampai ke konti. Dia ciumi lembut kontiku, ia jilat-jilat lobang konti, dan jilatannya turun ke batang, pelan dan lembut sekali. Ane dibuat kelenjotan. Kemudian mulutnya mainin buah pelerku dan tangannya mengocok lembut kontolku. Buah pelerku dimasukin ke mulut, disedot, dikeluarkan secara bergantian. Terus mulutnya naik ke atas, menjilat-jilat kepala konti, terus konti ku dimasukin ke mulutnya pelan-pelan… dan tangannya meremas-remas buah pelerku. Aku cuma bisa mendesis shhhhhh akhhhhhhhh.
Tanganku mulai lagi memainkan toketnya. Yuli semakin bernafsu kulum kontiku waktu teteknya aku pijat-pijat. Kontol ku seperti kena strum, tapi strum enakkkk. Karena sudah ga tahan, kubimbing dia untuk bangkit, terus aku dudukin di sofa. Pahanya aku buka lebar-lebar, dan tampaklah mekinya yang kemerahan dan basah. Aku jilati mekinya dari ujung bawah, terus naik sampai clitorisnya, aku isep-isep, Yuli cuma bisa mendesah dan menggelinjang. Mekinya makin basah, bercampur dengan air liurku…
“akhhhhsssshh sayyyyyanggggg aku ga kuattttt, masukin sayyyyaaaangggg, puasin akuuuuu” pintanya.
Aku sendiri udah ga nahan liat mekinya dan denger desahannya. Langsung aja aku berdiri dan arahkan kontolku ke mekinya. Aku gosok-gosokin kepala konti ke clitnya beberapa kali, terus baru aku masukin pelan-pelan…. gileee sempit banget meki dia.

“sayyyyyy kontol kamu gede bangetttt, pelan-pelan masukinnya sayyyang…..” katanya.
Aku masukin kontol aku pelan-pelan, kocok maju mundur, baru setengah kontiku yang masuk. Biar dia ga teriak kesakitan waktu kontiku masuk ke mekinya, aku sedot tuh putingnya yang merah kecoklatan. Sambil pinggulku maju mundur berusaha menerobos kontinya yang sempit.
“Akhhhhh ya terussss masukin pelan-pelan sayyyyanggg,” katanya dengan tatapan mata yang sayu. Tangannya memegang pantatku. Sedang toketnya masih kusedot-sedot. Gerakan pinggulku kubuat berirama, kadang cepat kadang lambat, sesekali maju mundur, sesekali berputar. Yuli sepertinya mampu mengimbangi permainanku. Dia goyangkan pinggulnya mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya.
Setelah 10 menit kontolku menari dimemek Yuli, aku merasakan ada desakan lahar mani di kontolku. “Sayang, aku mau keluarrrrrr…”
“Sama sayyaaaanggg, aku juuuuuggga. Kita keluuuuuurarrrr bareng-barengg.”
Aku tekan kuat-kuat kontolku ke dalam memeknya, dan Yuli mengejangkan vaginanya hingga terasa kontolku diperas-peras. Tidak lama kemudian crot crot crot pejuhku membanjiri vagina Yuli. Dan bersamaan dengan itu, Yuli juga menegang pinggulnya terangkat ke atas, tangannya menekan pantatku kuat-kuat. Rupanya dia juga mengalami orgasme.
Kubiarkan kontolku tetap didalam memeknya beberapa waktu, sambil bibir kami saling berpagut.
“Terima kasih sayang, kamu sudah memuaskan aku. Aku belom pernah ngentot seenak ini,” katanya.
“Sayang kita baru sekarang ketemu, coba kalau beberapa tahun lalu, pasti aku mau menikah denganmu Yuli,” kataku. Kami berpelukan erat, saling merasakan detak jantung yang merasakan kedamaian dan keindahan. Setengah jam kami berpelukan di sofa, kemudian dia bangun dan menuju kamar mandi di ruang kerjaku, bersih-bersih. Setelah selesai dia berpamitan pulang, sebelum dia pulang kami sempat berciuman lagi.
Setelah hari itu, kami sering bertemu dan bercinta lagi di beberapa tempat.

sumber www.facebook.com

0 komentar:

Posting Komentar